Model pembelajaran tematik
di madrasah ibtidaiyah
Makalah
Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah “Pembelajaran Tematik”
Disusun
Oleh:
Intan
Wijayanti
NIM : 210609051
NIM : 210609051
Dosen
Pengampu:
Kurnia Hidayati, M. Pd
JURUSAN
TARBIYAH
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PONOROGO
2012
MODEL
PEMBELAJARAN TEMATIK
A.
PENDAHULUAN
Model
pembelajaran Tematik merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa.[1]
Pembelajaran Tematik menawarkan model-model pembelajaran yang menjadikan aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh makna bagi anak. Dalam pembelajaran Tematik ini terdapat berbagai macam model pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru dalam menyampaikan tujuan.
Pembelajaran Tematik menawarkan model-model pembelajaran yang menjadikan aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh makna bagi anak. Dalam pembelajaran Tematik ini terdapat berbagai macam model pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru dalam menyampaikan tujuan.
B.
PEMBAHASAN
1.
Jenis-Jenis Model Pembelajaran Tematik
Menurut Fogarty (1991), bila ditinjau dari sifat materi dan cara
memadukan konsep, keterampilan dan unit tematisnya, ada 10 model pembelajaran
terpadu/tematik, yaitu: [2]
a.
Model Fragmented (Terpisah)
b.
Model Connected (Keterkaitan/Keterhubungan)
c.
Model Nested (Sarang/Kumpulan)
d.
Model Sequence (dalam Satu Rangkaian)
e.
Model Shared (Terbagi)
f.
Model Webbed (Jaring Laba-Laba)
g.
Model Threated (dalam Satu Alur)
h.
Model Integrated (Terpadu)
i.
Model Immersed
j.
Model Networked (Jejaring)
Dari kesepuluh
model pembelajaran yang dikemukakan oleh Forgaty tersebut, hanya 3 model yang
digunakan pada kurikulum SD/MI yaitu: Connected Model, Webbed Model, dan
Integrated Model.[3]
a.
Connected Model (Model
Keterhubungan/Terkait)
Menurut Trianto (2007), model pembelajaran terkait (connected
model) adalah pembelajaran yang dilakukan dengan mengaitkan suatu pokok
bahasan dengan pokok bahsan berikutnya, mengaitkan satu konsep dengan konsep
yang lain, mengaitkan satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, dan dapat
juga mengaitkan pekerjaan hari itu dengan hari yang lain atau hari berikutnya daalm suatu bidang
studi.[4]
Model ini merupakan model integrasi antar bidang studimodel ini secara nyata mengorganisasikan atau mengintegrasikan satu konsep, keterampilan atau kemampuan yang ditumbuhkembangkan dalam suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang dikaitkan dengan konsep, keterampilan atau kemampuan pada pokok bahasan atau sub pokok bahsan lain, dalam satu bidang studi.
Kelebihan dari pembelajaran ini, menurut Trianto dan Sukayati, yaitu antara lain:
Model ini merupakan model integrasi antar bidang studimodel ini secara nyata mengorganisasikan atau mengintegrasikan satu konsep, keterampilan atau kemampuan yang ditumbuhkembangkan dalam suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang dikaitkan dengan konsep, keterampilan atau kemampuan pada pokok bahasan atau sub pokok bahsan lain, dalam satu bidang studi.
Kelebihan dari pembelajaran ini, menurut Trianto dan Sukayati, yaitu antara lain:
1)
Siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep;
2)
Siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus-menerus;
3) Konsep-konsep kunci dikembangkan dengan waktu yang cukup sehingga
lebih dapat dicerna oleh siswa;
4)
Siswa dapat mengkonseptualisasi kembali dan mengasimilasi gagasan
secara bertahap;
5)
Tidak mengganggu kurikulum yang sedang berlaku;
6)
Konsep-konsep utama saling terhubung.[5]
Sedangkan
kekurangan dari model ini antara lain:
1)
Masih kelihatan terpisahnya antar bidang studi;
2) Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari
pelajaran tetap saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide
antar bidang studi;
3) Dalam memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk
mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.
Sintaks (pola urutan) dari model pembelajaran tipe connected yaitu:
1) Tahap Perencanaan, meliputi:
a) Menentukan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar
b) Menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam
Indikator
c) Menentukan tema
2) Tahap Pelaksanaan, meliputi:
a) Metode/strategi
b) Skenario KBM
c) Media
3) Evaluasi, meliputi:[6]
a)
Evaluasi proses, berupa:
· ketepatan hasil pengamatan
· ketepatan dalam penyusunan alat dan
bahan
· ketepatan siswa saat menganalisis data
b)
Evaluasi produk, berupa:
· penguasaan siswa terhadap konsep-konsep
/ materi sesuai dengan indicator yang
telah ditetapkan.
c)
Evaluasi psikomotor, berupa :
· kemampuan penguasaan siswa terhadap
penggunaan alat.
b.
Webbed Model (Model Jaring laba-Laba)
Pembelajaran model Webbed adalah pembelajaran yang
pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu yang menjadi tema sentral
bagi keterhubungan berbagai bidang studi.
Pendekatan ini dimulai dengan menentukan
tema, yang kemudian dikembangkan menjadi subtema dengan memperhatikan
keterkaitan tema tersebut dengan mata pelajaran yang terkait. Dari subtema
tersebut diharapkan aktivitas siswa dapat berkembang dengan sendirinya.[7]
Kelebihan model Webbed ini antara lain:
1)
Penyeleksian tema
sesuai dengan minat siswa;
2)
Labih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman;
3)
Memudahkan perencanaan;
4)
Dapat memotivasi siswa;
5)
Memberikan kemudahan bagi siswa dalam melihat kegiatan-kegiatan dan
ide-ide berbeda yang terkait.
Sedangkan kelemahan dari model ini antara lain:
1)
Sulit dalam menyeleksi tema;
2)
Cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal;
3) Dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian
pada kegiatan daripada pengembangan konsep.
Sintaks (pola urut) pembelajaran jarring laba-laba yaitu:
1) Tahap Perencanaan, meliputi:
a) Pemetaan KD pada tema
b) Menentukan tema sentral
c) Pemetaan pokok bahasan
d) Penentuan alokasi waktu
e) Perumusan tujusn pembelajaran
f) Penentuan alat dan media pembelajaran
g) Perencanaan evaluasi
2) Tahap Pelaksanaan, meliputi:
a) Metode/strategi
b) Media
3) Evaluasi.
Model pembelajaran terpadu ini menggunakan
pendekatan antar mata pelajaran. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan
beberapa mata pelajaran yaitu dengan menetapkan prioritas dari kurikulum dan
menemukan keterampilan, konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam
beberapa mata pelajaran.
Pada awalnya, guru menyeleksi konsep-konsep,
keterampilan dan nilai sikap yang diajarkan dalam satu semester dari beberapa
mata pelajaran misalnya: matematika, IPA, IPS, dan bahasa. Selanjutnya dipilih
beberapa konsep, keterampilan, dan nilai sikap yang memiliki keterhubungan yang
erat dan tumpang tindih di antara berbagai mata pelajaran.
Keuntungan dari model ini adalah:
1) Memudahkan siswa untuk mengarahkan
keterkaitan dan keterhubungan di antara berbagai mata pelajaran;
2) Memungkinkan pemahaman antar mata
pelajaran;
3) Mampu membangun motivasi siswa.
Sedangkan kelemahannya
adalah:
1) Sangat sulit diterapkan secara penuh;
2) Menghendaki guru yang terampil, percaya
diri dan menguasai konsep, sikap dan keterampilan yang sangat diprioritaskan;
3) Menghendaki tim antar mata pelajaran yang
terkadang sulit dilakukan, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan.
2.
Integrasi
Nilai-Nilai Islam ke dalam Pembelajaran Tematik
Di abad-21,
lembaga pendidikan Islam diharapkan dapat menjadi pendidikan alternatif. Dalam
era ilmu pengetahuan dan teknologi, agama sangat relevan bagi kehidupan manusia.
Agama menawarkan nilai-nilai yang dapat menciptakan keseimbangan sosial. Jiwa
lembaga pendidikan Islam sebagai “benteng” moral-kultural bangsa Indonesia
sangat relevan dengan visi pengembangan pendidikan nasional, yaitu mewujudkan
manusia Indonesia yang taqwa dan produktif.
Abad-21 menuntut
kualitas manusia yang menguasai IPTEK dan memiliki keimana dan ketakwaan yang
kokoh. Dengan demikian, lembaga pendidikan dituntut mampu mengembangkan fungsi
edukatif yang diembannya. Lembaga pendidikan tidak bisa hanya mengutamakan
agama tetapi mengabaikan pengetahuan umum. Sebaliknya, kurikulum di lembaga
pendidikan Islam tidak bisa mengutamakan pengetahuan umum dan mengabaikan
pendidikan agama sehingga karakter utama pendidikan Islam memudar. Oleh karena
itu, diperlukan pengembangan strategi pembelajaran yang bisa mengintegrasikan
antara pengetahuan umum dengan nilai-nilai gaam Islam. Strategi yang dapat
dijadikan pilihan adalah pembelajaran Tematik.
Mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam
pembelajaran Tematik memungkinkan siswa dapat mengintegrasikan ide-ide dalam
inter bidang studi, memungkinkan sisa mengkaji, mengkonseptualisasi,
memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide dalam memecahkan masalah.
C.
KESIMPULAN
- Menurut Fogarty (1991), ada 10 model pembelajaran terpadu/tematik, yaitu: Model Fragmented (Terpisah), Connected (Keterkaitan/Keterhubungan), Nested (Sarang/Kumpulan), Sequence (dalam Satu Rangkaian), Shared (Terbagi), Webbed (Jaring Laba-Laba), Threated (dalam Satu Alur), Integrated (Terpadu), Immersed, dan Networked (Jejaring).
- Ada 3 model yang digunakan pada kurikulum SD/MI yaitu: Connected Model, Webbed Model, dan Integrated Model.
- Model pembelajaran terkait (connected model) adalah pembelajaran yang dilakukan dengan mengaitkan suatu pokok bahasan dengan pokok bahsan berikutnya, mengaitkan satu konsep dengan konsep yang lain, mengaitkan satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, dan dapat juga mengaitkan pekerjaan hari itu dengan hari yang lain atau hari berikutnya daalm suatu bidang studi.
- Pembelajaran model Webbed adalah pembelajaran yang pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu yang menjadi tema sentral bagi keterhubungan berbagai bidang studi.
- Model Integrated diusahakan dengan cara menggabungkan beberapa mata pelajaran yaitu dengan menetapkan prioritas dari kurikulum dan menemukan keterampilan, konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa mata pelajaran.
- Abad-21 menuntut kualitas manusia yang menguasai IPTEK dan memiliki keimanan dan ketakwaan yang kokoh. Dengan demikian, lembaga pendidikan dituntut mampu mengembangkan fungsi edukatif yang diembannya.
- Mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam pembelajaran Tematik memungkinkan siswa dapat mengintegrasikan ide-ide dalam inter bidang studi, memungkinkan sisa mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide dalam memecahkan masalah.
D.
DAFTAR PUSTAKA
Hermawan,
Asep Herry, dkk. Belajar dan Pembelajaran SD. Bandung: UPI Press. 2007.
Indrawati.
Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar: Untuk Guru SD. Jakarta:
PPPPTKIPA. 2009.
Paket 4 Pembelajaran
Tematik: Model Pembelajaran Tematik, LAPIS PGMI.
Saud,
Udin Syaefuddin, dkk. Pembelajaran Terpadu. Bandung: UPI Press. 2006.
Sukayati.
Pembelajaran Tematik di SD Merupakan Terapan dari Pembelajaran Terpadu,
disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut
tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika.
[1]Asep
Herry Hernawan, dkk., Belajar dan Pembelajaran SD (Bandung: UPI Press,
2007), 128.
[2]Sukayati,
Pembelajaran Tematik di SD Merupakan Terapan dari Pembelajaran Terpadu,
disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut
tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika, hal.4.
[3]Ibid.
[4] Paket 4 Pembelajaran
Tematik: Model Pembelajaran Tematik, LAPIS PGMI.
[5]Indrawati,
Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar: Untuk Guru SD (Jakarta:
PPPPTKIPA, 2009), 19.
[7]Udin
Syaefuddin Saud, dkk., Pembelajaran Terpadu (Bandung: UPI Press, 2006),
133.
[8]Ibid., 135.
Menurut ukhti diantara 10 model pembelajaran terpado/tematik tersebut, mana yg paling baik bila di terapkan dlam proses pembelajaran??
BalasHapusMengapa pada modelWebbed Model (Model Jaring laba-Laba)dan Integrated Model (Model Terpadu kok tidak ada evaluasinya...???
BalasHapus@Nur Ainy: Di antara 10 model tersebut, ada 3 model yang paling cocok diterapkan di SD/MI. 3 model itu semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing2. Jadi, menurut saya, semuanya baik bila diterapkan, tinggal guru pandai2 mengelola kelas dan teknik pengajarannya.
BalasHapus@Raja Galau: Intinya, semua model ada evaluasinya..
BalasHapusbagaimana cara kita sebagai seorang Guru dalam mengintegrasikan nilai-nilai keislaman pada pembelajaran tematik.?
BalasHapusintan,, apakah kegiga model itu bisa digabungkan?
BalasHapus